Senin, 18 Februari 2019

Pegawai vs WiraUsaha

Sebelum memutuskan jadi wirausahawan hendaknya sedikit pahami masalah rezeki. Rezeki sudah dibagi tiap2 orang, tinggal bagaimana ikhtiar nya masing2, jadi :
1. Baik jadi karyawan atau pengusaha, rezeki sama aja, jadi klo pas jadi karyawan enak terima gaji rutin tiap bulan trus pindah ke usaha sendiri malah nyungsep, bukan berarti rezeki berkurang, atau salah pilih karier, tapi anda yg belum mampu memaksimalkan potensi atau anda masih dalam masa penyesuaian diri. Jangan ingin jadi wirausahawan karena menganggap jadi pengusaha bisa cepat kaya dibanding jadi karyawan, tapi carilah motivasi positif lain yg bisa memacu semangat anda utk terus berusaha dan tidak putus asa.



2. Jika usaha anda bangkrut atau kena tipu, bukan berarti rezekinya diambil orang lain tapi bisa jadi itu justru rezeki orang lain yg 'numpang lewat' ditempat anda. Rezeki anda tidak akan pernah tertukar dengan orang lain dan pasti akan sampai ke tangan anda jika anda tetap berusaha.
3. Carilah rezeki yg halal, karena sesuatu yg baik dihasilkan dari hal yg baik pula. Memang gampang jadi kaya dengan cara curang dan mengambil hak orang lain, tapi resikonya pasti ada dan jelas hal tidak enak. Rezeki anda sudah dibagi, tergantung anda apakah mau diambil dengan cara yg halal atau haram, semua ada konsekuensinya.
4. Didalam setiap rezeki anda, ada hak orang lain, yaitu hak fakir miskin dan anak yatim. Oleh karena itu tunaikan zakat, baik zakat fitrah maupun zakat mal, serta perbanyak amal infaq dan sodaqoh/sedekah.

Supaya kelak tidak mudah putus asa, jadi perlu memahami dulu hakikat dari rezeki.
Jadi kalo ditipu orang atau usaha bangkrut, tidak sampai minum baygon atau bakar diri. Meskipun "sakitnya tuh disini" tapi sebaiknya diikhlaskan saja karena itu bukan rezeki kita. Rezeki kita masih ada menunggu untuk diambil

Saya tanya ke Pengusaha Bakso yang sekarang jadi jutawan karena kerja kerasnya, "Pak, dulu sewaktu jualan bakso pertama kali, bagaimana cara menentukan harga jual pentolnya?"

Beliau menjawab : "Ya gampang, sebelum buka usaha bakso gerobak, saya keliling dulu beli bakso ke penjual2 bakso yang ada, nanti kan ketahuan berapa harga jual mereka, yang rasanya enak dijual berapa, yang cuma isinya tepung kanji tok dijual berapa. Nah dirata2 dan dikira2, terus saya jual harga segitu."

"Ga diitung berdasarkan bahan?"
Dijawab, "Ya enggak mas, main kira2 aja dulu, toh orang jual harga segitu ya ga bangkrut. Saya mumet kalo dihitung dari harga bahan. Setelah jalan beberapa tahun baru ketahuan kalo bahan sekian jadinya bakso sekian, baru bisa di hitung berdasarkan harga bahan. Yang jelas, jalani dulu, kalo ga dijalani mana bisa tahu. "

# Sekian resep jadi Jutawan dari Penjual Bakso.

Itu lah pemikiran pengusaha sejati mas andi....dia jalani dulu baru nanti di teorikan...jadi merasakan pahit (yaitu terkadang di kantong 1 peser pun tdk ada duit tapi usaha jalan) dan manis usaha berhasil..

 Bisnis apapun juga sama, Sistem ATM, Amati Tiru Modifikasi.
Saya juga klo penentuan harga lihat2 dulu harga pasaran berapa, selisih harga didaerah brp, pertambahan beban kerja, jarak tempuh, dll. Awalnya pasti main kira2, klo sudah beberapa kali jalan, baru bisa dihitung2 dan feelingnya makin tajam.
Contohnya tukang ojek, mau kemana aja dia bisa itung harga jasanya, padahal ga pake argo, bahkan ke daerah yg dia ga pernah kesana, juga bisa ngitungnya. Instingnya sudah kuat.

saya cuma bisa beri gambaran bisnia warnet yg sdh jalan 2 taon (pngalaman pribadi). omset rata2 sehari 300rb sd 400rb...jarang dpt 200rb..kalau buka 10jam 15pc x @3000 sejam... tahan inflasi Dan gejolak ekonomi..karena smwa bahan naik..listrik naik dsb naik...harga perjam tetap 3rb heee aneh ya...

0 komentar:

Posting Komentar