Di detik pertama saya melihat dunia, Bunda tahu
bahwa saya sangat
ketakutan
mendapati dunia yang berbeda dari
kehidupan indah
sebelumnya
di dalam rahim
Bunda. Saya menangis sekuat-kuatnya
untuk menunjukkan
bahwa saya
benar-benar takut dan takkan mampu
hidup sendiri
dalam
kondisi yang
sangat lemah. Tapi ketika itu pula,
Bunda tahu
ketakutan
yang saya
rasakan. Ia merapatkan tubuh ini ke
tubuhnya,
menyodorkan
air murni
kehidupan dan mengusapkan jari lembutnya
di punggung kecil
ini. Hangat
kecupnya terasa di kening seraya
berucap,
"Jangan takut
nak, Bunda kan
selalu menemanimu sampai kapan pun"
Tangisan pertama
saya, mungkin agak asing untuk
telinga Bunda.
Tapi
Bunda cerdas luar
biasa, hanya perlu waktu
beberapa saat
saja untuk
bisa memahami
seribu bahasa yang keluar dari mulut
mungil
saya.Ketika
tiba-tiba Bunda
mampu membaca bibir saya dan
berkata,
"Oooh, haus ya
sayang… "
dan di tangisan lain Bunda
menerjemahkan
lain pula,"sakit
ya nak, mana yang
sakit? tangannya? Sini Bunda
usap-usap
ya…"
Setiap tengah
malam, saya menangis, kadang karena
haus, lapar atau
karena tidak
betah usai buang air kecil. Tak
pernah Bunda
mengeluh,
apalagi
melanjutkan tidurnya tak peduli. Secepat
kilat ia bangun,
mengganti popok,
membersihkan kotoran saya, atau
menyusui saya
yang
kehausan. Baru
setengah jam Bunda terpejam, saya
menangis lagi,
kali
ini karena nyamuk
yang mengganggu. Bunda tahu itu,
sesungguhnya ia
tak
pernah
benar-benar terlelap. Antara sadar dan
tidak, Bunda
pasti
terbangun setiap
kali lenguhan si kecil ini
terdengar seraya
sigap
memberi apapun
yang diinginkan.
Tak hanya ketika
bayi, Bunda menemani saya tidur
hingga
waktu-waktu
saya menjelang
remaja. Bunda tahu betul, saya
selalu rindu
tidur di
sisi bunda karena
ingin mendengarkan dongeng
seperti dulu,
atau
sekadar merasakan
hangatnya usapan lembut jari
Bunda di
punggung.
Kemudian nyanyian
merdu Bunda mengiringi jiwa yang
terbang ke alam
mimpi. Tak
semerdu biduanita terkenal memang, tapi
kasih yang
menyertainya
membuat suara Bunda jauh lebih indah
di hati.
Lagu favorit saya
adalah "Bintang Kecil", karena
Bunda
menyanyikannya
sambil
memproklamirkan bahwa sayalah bintang kecil
itu, yang tak
hanya
bercahaya di
malam hari, namun selalu menjadi
cahaya di dalam
hati
Bunda. Saya juga
suka lagu "Pelangi" sebab kata
Bunda, memiliki
saya
sebagai anaknya
jauh lebih indah dari pelangi
manapun yang
pernah
dilihatnya. Satu
lagi lagu kesukaan saya, terutama
pada kalimat
pinta,
"ambilkan
bulan bu…", kata Bunda, tak hanya
bulan, apapun
yang saya
minta akan
diambilkan.
Saat saya masih
suka pipis di celana, Bunda tak
pernah marah. Ia
tahu
saya sudah cukup
merasa malu, dan tak ingin
menambah
penderitaan
dengan omelannya.
Ia hanya menuntun tangan kecil
ini sambil
menunjukkan
tempat pipis yang sebenarnya. Saat
harus
membersihkan
bekas buang air
kecil atau kotoran yang bau nan
menjijikkan,
kadang
ia
tengah asik
menikmati santapan pagi, siang maupun
malam. Dengan
senyum
terindah, ia
tinggalkan makannya untuk sesaat
membersihkan
saya.
Kalau Bunda
senyum saat saya mendapat nilai
sempurna di
sekolah, itu
biasa. Namun
senyum yang sama terukir di bibirnya
ketika nilai saya
jeblok,benar-
benar membuat saya merasa berjalan
di atas awan.
Bunda
tahu, marah
karena nilai jelek yang saya dapatkan
tidak akan
membenahi
keadaan.
Senyumnya justru memberi saya arti bahwa
ia tetap bangga
terhadap anaknya
dalam kondisi apapun. Dan karena
itulah, saya
berjanji untuk
senantiasa memberi nilai setimpal
untuk senyum
indahnya
itu.
Saya pernah
sakit, berhari-hari sampai tidak mau
makan dan minum.
Bunda sedih,
meski yang sakit anaknya, tapi ia
lebih menderita
dari
siapapun di dunia
ketika itu. Bunda tahu, saat
anaknya sakit
maka ia
akan merasa
dirinya lah yang sakit. Karena anak
adalah buah
hatinya,
mutiara jiwanya.
Maka jika sakit buah hatinya,
sakit pula
dirinya
secara
menyeluruh. Jika sakit mutiara jiwanya,
sakit pula tubuh
keseluruhannya.
Pada akhirnya,
ketika saya memutuskan untuk
menikah. Bunda
menangis,
akan ada orang
lain yang mengisi hati ini untuk
dicinta selain
dirinya. Meski
demikian, Bunda tahu bahwa saya
tetap selalu
mencintainya
lebih dari apapun. Bunda tahu ia
takkan kehilangan
diri
ini meski harus
berjauhan dan tak lagi tinggal
serumah. Meski
pada
akhirnya ia
benar-benar merasa kehilangan, ia
tetap pada
keyakinannya,
anak-anak akan
kembali padanya.
Bunda benar, saya
merasa takkan pernah bisa
berdiri tanpa
Bunda,
sebab
Bunda lah yang
pertama kali melihat saya belajar
berdiri. Sejauh
saya
melangkah, kemana
pun saya pergi, Bunda lah yang
memulainya dengan
mengajari saya
cara berjalan. Sehebat-hebatnya
saya menjadi
pembicara
dalam berbagai
kesempatan, kata pertama dari mulut
ini Bunda juga
yang
mengajarinya.
bahkan, jauh sebelum saya melihat
keindahan
berbagai
penjuru dunia,
senyum Bunda pula yang pertama kali
saya lihat.
Seelok
apapun makhluk
yang saya temui di dunia, saya
lebih dulu
melihat
wajah
mulia Bunda.
Kini, walau
anak-anak jarang berkunjung, kerap
lupa menelepon
sekadar
untuk menanyakan
kabar, Bunda tahu bukan karena
anak-anak tak
lagi
mencintai. Bahkan
tanpa memberi tahu, Bunda selalu
yakin
anak-anaknya
dalam keadaan
baik-baik saja, karena itulah yang
tak pernah lupa
ia
panjatkan dalam
doa di sujud malamnya.
Maaf Bunda,
karena sekarang justru saya yang
sering lupa
mencari
tahu,
apa Bunda
baik-baik saja? Siapa yang memberi obat
ketika Bunda
sakit?
Siapa yang
menemani Bunda jalan-jalan sore, apa
Bunda sudah makan
malam … (gaw)
Happy mothers
day, mom
Dear Delphiers,
Saya lagi nyari
teman-teman yang lagi nganggur atau freelance, baru lulus
sma or lagi kul,
baik yang bisa programming Delphi maupun yang baru belajar
tidak ada
masalah, nanti saya ajarin. Dari pada nganggur.
Saya punya
software DISTRIBUTOR/RETAIL buatan sendiri (serupa tapi tak sama)
yang sudah
lumayan dipakai baik dijawa maupun kalimantan. Ada beberapa
channel yang akan
di implementasikan namun keterbatasan saya dalam
implementasi
karena saat ini saya juga bekerja sebagai karyawan di
perusahaan
distributor.
Saya
perseorangan, tapi mengenai perjanjian baik IMPLEMENTOR, CLIENT dan
sebagainya pasti
dibawah materai.
Jika ada yang
berminat silahkan email ke saya. Mengenai hal-hal lainnya
nanti dijelaskan
kemudian.
Email/YM :
irwan_forum@yahoo.co.id
Mother, how are
you today?
Here is a note
from your son,
With me
everything is okay.
Mother, how are
you today?
Mother, don't
worry, I'm fine.
Promise to see
you this summer.
This time
there'll be no delay.
Mother, how are
you today?
I found the love
of my dreams.
Next time you
will get to know her.
Many things
happened while I was away.
Mother, how are
you today?
Mama...
Hari ini kami
mengerti...
Engkau adalah
tangan Allah di dunia
Yang telah
mengantarkan kami hingga sekarang
Dapat berdiri
tegak di atas ajaranmu..
Yang tak akan
lekang dimakan jaman...
Untuk senantiasa
bersikap jujur,sabar,santun,baik budi dan
Rendah hati...
Hari ini kami
mengerti..
Engkau adalah air
penyejuk bagi kami....
Dengan lafaz do'a
dan dzikirmu...
Agar kami
mendapat kemurahan rejeki...
Keselamatan,kebahagiaan
dalam keluarga...
Sesuai pepatah...
Kasih ibu
sepanjang jaman,tetapi kasih anak hanya sepanjang jalan....
Mudah2an kita
tidak menjadi anak yang durhaka kepada ibu.... Amin
Selamat Hari Ibu
22 Desember 2008
0 komentar:
Posting Komentar