Senin, 24 Mei 2021

IBU

 Di detik pertama saya melihat dunia, Bunda tahu

bahwa saya sangat

ketakutan mendapati dunia yang berbeda dari

kehidupan indah

sebelumnya

di dalam rahim Bunda. Saya menangis sekuat-kuatnya

untuk menunjukkan

bahwa saya benar-benar takut dan takkan mampu

hidup sendiri dalam

kondisi yang sangat lemah. Tapi ketika itu pula,

Bunda tahu ketakutan

yang saya rasakan. Ia merapatkan tubuh ini ke

tubuhnya, menyodorkan

air murni kehidupan dan mengusapkan jari lembutnya

di punggung kecil

ini. Hangat kecupnya terasa di kening seraya

berucap, "Jangan takut

nak, Bunda kan selalu menemanimu sampai kapan pun"

 

Tangisan pertama saya, mungkin agak asing untuk

telinga Bunda. Tapi

Bunda cerdas luar biasa, hanya perlu waktu

beberapa saat saja untuk

bisa memahami seribu bahasa yang keluar dari mulut

mungil saya.Ketika

tiba-tiba Bunda mampu membaca bibir saya dan

berkata, "Oooh, haus ya

sayang… " dan di tangisan lain Bunda

menerjemahkan lain pula,"sakit

ya nak, mana yang sakit? tangannya? Sini Bunda

usap-usap ya…"

 

Setiap tengah malam, saya menangis, kadang karena

haus, lapar atau

karena tidak betah usai buang air kecil. Tak

pernah Bunda mengeluh,

apalagi melanjutkan tidurnya tak peduli. Secepat

kilat ia bangun,

mengganti popok, membersihkan kotoran saya, atau

menyusui saya yang

kehausan. Baru setengah jam Bunda terpejam, saya

menangis lagi, kali

ini karena nyamuk yang mengganggu. Bunda tahu itu,

sesungguhnya ia

tak

pernah benar-benar terlelap. Antara sadar dan

tidak, Bunda pasti

terbangun setiap kali lenguhan si kecil ini

terdengar seraya sigap

memberi apapun yang diinginkan.

 

Tak hanya ketika bayi, Bunda menemani saya tidur

hingga waktu-waktu

saya menjelang remaja. Bunda tahu betul, saya

selalu rindu tidur di

sisi bunda karena ingin mendengarkan dongeng

seperti dulu, atau

sekadar merasakan hangatnya usapan lembut jari

Bunda di punggung.

Kemudian nyanyian merdu Bunda mengiringi jiwa yang

terbang ke alam

mimpi. Tak semerdu biduanita terkenal memang, tapi

kasih yang

menyertainya membuat suara Bunda jauh lebih indah

di hati.

 

Lagu favorit saya adalah "Bintang Kecil", karena

Bunda menyanyikannya

sambil memproklamirkan bahwa sayalah bintang kecil

itu, yang tak

hanya

bercahaya di malam hari, namun selalu menjadi

cahaya di dalam hati

Bunda. Saya juga suka lagu "Pelangi" sebab kata

Bunda, memiliki saya

sebagai anaknya jauh lebih indah dari pelangi

manapun yang pernah

dilihatnya. Satu lagi lagu kesukaan saya, terutama

pada kalimat

pinta,

"ambilkan bulan bu…", kata Bunda, tak hanya

bulan, apapun yang saya

minta akan diambilkan.

 

Saat saya masih suka pipis di celana, Bunda tak

pernah marah. Ia tahu

saya sudah cukup merasa malu, dan tak ingin

menambah penderitaan

dengan omelannya. Ia hanya menuntun tangan kecil

ini sambil

menunjukkan tempat pipis yang sebenarnya. Saat

harus membersihkan

bekas buang air kecil atau kotoran yang bau nan

menjijikkan, kadang

ia

tengah asik menikmati santapan pagi, siang maupun

malam. Dengan

senyum

terindah, ia tinggalkan makannya untuk sesaat

membersihkan saya.

 

Kalau Bunda senyum saat saya mendapat nilai

sempurna di sekolah, itu

biasa. Namun senyum yang sama terukir di bibirnya

ketika nilai saya

jeblok,benar- benar membuat saya merasa berjalan

di atas awan. Bunda

tahu, marah karena nilai jelek yang saya dapatkan

tidak akan

membenahi

keadaan. Senyumnya justru memberi saya arti bahwa

ia tetap bangga

terhadap anaknya dalam kondisi apapun. Dan karena

itulah, saya

berjanji untuk senantiasa memberi nilai setimpal

untuk senyum

indahnya

itu.

 

Saya pernah sakit, berhari-hari sampai tidak mau

makan dan minum.

Bunda sedih, meski yang sakit anaknya, tapi ia

lebih menderita dari

siapapun di dunia ketika itu. Bunda tahu, saat

anaknya sakit maka ia

akan merasa dirinya lah yang sakit. Karena anak

adalah buah hatinya,

mutiara jiwanya. Maka jika sakit buah hatinya,

sakit pula dirinya

secara menyeluruh. Jika sakit mutiara jiwanya,

sakit pula tubuh

keseluruhannya.

 

Pada akhirnya, ketika saya memutuskan untuk

menikah. Bunda menangis,

akan ada orang lain yang mengisi hati ini untuk

dicinta selain

dirinya. Meski demikian, Bunda tahu bahwa saya

tetap selalu

mencintainya lebih dari apapun. Bunda tahu ia

takkan kehilangan diri

ini meski harus berjauhan dan tak lagi tinggal

serumah. Meski pada

akhirnya ia benar-benar merasa kehilangan, ia

tetap pada

keyakinannya,

anak-anak akan kembali padanya.

 

Bunda benar, saya merasa takkan pernah bisa

berdiri tanpa Bunda,

sebab

Bunda lah yang pertama kali melihat saya belajar

berdiri. Sejauh saya

melangkah, kemana pun saya pergi, Bunda lah yang

memulainya dengan

mengajari saya cara berjalan. Sehebat-hebatnya

saya menjadi pembicara

dalam berbagai kesempatan, kata pertama dari mulut

ini Bunda juga

yang

mengajarinya. bahkan, jauh sebelum saya melihat

keindahan berbagai

penjuru dunia, senyum Bunda pula yang pertama kali

saya lihat. Seelok

apapun makhluk yang saya temui di dunia, saya

lebih dulu melihat

wajah

mulia Bunda.

 

Kini, walau anak-anak jarang berkunjung, kerap

lupa menelepon sekadar

untuk menanyakan kabar, Bunda tahu bukan karena

anak-anak tak lagi

mencintai. Bahkan tanpa memberi tahu, Bunda selalu

yakin anak-anaknya

dalam keadaan baik-baik saja, karena itulah yang

tak pernah lupa ia

panjatkan dalam doa di sujud malamnya.

 

Maaf Bunda, karena sekarang justru saya yang

sering lupa mencari

tahu,

apa Bunda baik-baik saja? Siapa yang memberi obat

ketika Bunda sakit?

Siapa yang menemani Bunda jalan-jalan sore, apa

Bunda sudah makan

malam … (gaw)

 

Happy mothers day, mom

 

 

Dear Delphiers,

Saya lagi nyari teman-teman yang lagi nganggur atau freelance, baru lulus

sma or lagi kul, baik yang bisa programming Delphi maupun yang baru belajar

tidak ada masalah, nanti saya ajarin. Dari pada nganggur.

 

Saya punya software DISTRIBUTOR/RETAIL buatan sendiri (serupa tapi tak sama)

yang sudah lumayan dipakai baik dijawa maupun kalimantan. Ada beberapa

channel yang akan di implementasikan namun keterbatasan saya dalam

implementasi karena saat ini saya juga bekerja sebagai karyawan di

perusahaan distributor.

 

Saya perseorangan, tapi mengenai perjanjian baik IMPLEMENTOR, CLIENT dan

sebagainya pasti dibawah materai.

 

Jika ada yang berminat silahkan email ke saya. Mengenai hal-hal lainnya

nanti dijelaskan kemudian.

 

Email/YM : irwan_forum@yahoo.co.id

 

Mother, how are you today?

Here is a note from your son,

With me everything is okay.

Mother, how are you today?

Mother, don't worry, I'm fine.

Promise to see you this summer.

This time there'll be no delay.

Mother, how are you today?

I found the love of my dreams.

Next time you will get to know her.

Many things happened while I was away.

Mother, how are you today?

 

 

Mama...

Hari ini kami mengerti...

Engkau adalah tangan Allah di dunia

Yang telah mengantarkan kami hingga sekarang

Dapat berdiri tegak di atas ajaranmu..

Yang tak akan lekang dimakan jaman...

Untuk senantiasa bersikap jujur,sabar,santun,baik budi dan

Rendah hati...

 

Hari ini kami mengerti..

Engkau adalah air penyejuk bagi kami....

Dengan lafaz do'a dan dzikirmu...

 

Agar kami mendapat kemurahan rejeki...

Keselamatan,kebahagiaan dalam keluarga...

Sesuai pepatah...

Kasih ibu sepanjang jaman,tetapi kasih anak hanya sepanjang jalan....

Mudah2an kita tidak menjadi anak yang durhaka kepada ibu.... Amin

Selamat Hari Ibu 22 Desember 2008

0 komentar:

Posting Komentar